
Fenomena Menakjubkan Esports – olahraga elektronik, telah berubah dari sekadar hobi menjadi industri bernilai miliaran dolar. Perubahan ini tidak hanya mengubah cara pandang orang terhadap ‘gaming’, tetapi juga menciptakan jutaan kesempatan karir untuk orang-orang di seluruh dunia. Dalam artikel ini, saya akan membahas bagaimana esports telah berkembang selama bertahun-tahun, tantangan yang dihadapi para profesional, serta isu-isu sosial dan kesehatan yang menyertainya.
Apa itu Esports?
Esports (olahraga elektronik) adalah bentuk kompetisi video game multiplayer yang terorganisir, baik dalam tim maupun individu, yang dimainkan melalui jaringan komputer, internet, atau secara langsung di tempat permainan fisik. Seperti aktivitas olahraga lainnya, esports membutuhkan tingkat keterampilan dan usaha tertentu. Game seperti League of Legends , Dota 2 , dan Counter-Strike adalah di antara yang paling populer di arena profesional.
Seperti aktivitas lainnya, esports memiliki turnamen sendiri yang disaksikan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Menurut British Esports Association , acara esports dapat menarik pemirsa dalam rentang ratusan ribu, dengan beberapa melebihi juta, mirip dengan acara olahraga konvensional.
Esports sebagai Karir: Dari Bermain Santai ke Profesional
Perubahan yang paling signifikan di dunia esports adalah ketika gaming berhenti dianggap sebagai “buang-buang waktu” dan dipandang sebagai jalur karir yang layak. Pemain profesional Dota 2 dan League of Legends sekarang memiliki jadwal latihan yang ketat, pelatih, dan bahkan manajer tim seperti atlet tradisional. Turnamen besar seperti The International dan Worlds sekarang memiliki sponsorship hingga 10 juta dolar , menarik sponsor global.
Namun, di Indonesia pertumbuhan esports juga signifikan. Tetapi dalam sebuah studi yang melibatkan pemain profesional dari India, ada tiga masalah utama saat mengejar karir di esports. Yang pertama adalah tantangan dengan sifat ekonomi seperti akses ke infrastruktur yang tepat dan pendanaan, sosial-budaya: stigma negatif dari publik, dan dukungan institusional atau kurangnya program pelatihan formal.
Tantangan yang sama mungkin berlaku untuk banyak negara di dunia yang sedang berkembang.
Di Balik Keanggunan Panggung Esports
Meskipun masih menjanjikan, karir esports dipenuhi dengan masalah. Masalah kesehatan adalah fokus utamanya. Banyak pemain menderita keluhan fisik seperti sindrom dada karpal dan ketegangan mata, yang diperburuk oleh turnamen game yang diperpanjang.
Dari sudut pandang psikologis, kebutuhan untuk sukses ditambah dengan jadwal yang padat bisa menciptakan stres atau kelelahan.
Di sisi lain, kecanduan judi bisa menjadi risiko tambahan. Beberapa permainan menyisipkan unsur “kotak loot” ke dalam permainan atau bahkan bertaruh, yang dapat memicu perilaku kompulsif mirip perjudian.
Regulasi dari pemerintah dan penyelenggara turnamen perlu dilakukan demi melindungi pemain dan penonton.
Dampak Positif: Kesehatan Sosial dan Fisik
Berbagai tantangan yang ada, esports nyatanya membawa dampak positif. Penelitian membuktikan bahwa sejumlah game seperti exergaming (permainan yang mengajak berolahraga) dapat meningkatkan minat aktif berolahraga serta kesehatan jantung.
Pemain akan aktif secara fisik saat memainkan game seperti Just Dance atau Ring Fit Adventure , sehingga menjadi salah satu pilihan olahraga yang menyenangkan.
Dari segi sosial, komunitas ini inklusif dan menjangkau esports. Banyak orang berpartisipasi di tim atau bahkan kompetisi online.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, banyak orang mulai beralih menggunakan esports untuk mengatasi isolasi sosial.
Masa Depan Esports: Di antara Regulasi dan Inovasi
Diprediksi bahwa industri esports akan terus bertahan. Dari laporan terbaru, prognosanya mengungkap bahwa nilai pasar esports global diharapkan sekitar 1.8 Miliar pada tahun 2025 . Merek besar dan lonjakan mereka dalam nilai esports.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertain blastingup menunjukkan nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam sistem tersebut, termasuk analisis biaya dan struktur yang dilakukan.
Masa kerja dan jam latihan, perawatan kesehatan, dan layanan psikologis harus menjadi prioritas yang diimplementasikan dalam regulasi kesejahteraan pemain.
Revolusi dalam penyajian pertandingan esports berpotensi direalisasikan melalui pengembangan VR (virtual reality) dan AR (augmented reality) .
Kesimpulan
Esports telah berkembang menjadi industri yang dapat mengubah kehidupan banyak orang, meskipun ada sejumlah tantangan seperti kesehatan dan stigma sosial, kesempatan berkarir di bidang ini masih terbuka. Sebuah pendekatan yang dioptimalkan dengan kombinasi regulasi , inovasi , dan dukungan komunitas esports dapat menciptakan ekosistem karir berharga di sektor ini. Kuasai keseimbangan disiplin, olahraga, dan pendidikan, dan tidak lupa kesehatan jika ingin berusaha meraih masa depan.
Berbasis buatan maupun hibrida, video games maupun esports buktikan bahwa hobi dapat menjadi jalur mencapai pencapaian sepatutnya dilakukan dengan pemikiran dan persiapan yang terencana.